Mereka menuntut operasional taksi gelap di bandara internasional tersebut dihentikan. Para sopir memarkirkan kendaraannya persis di depan kantor gubernur. Akibatnya ruas Jalan Diponegoro terpaksa ditutup polisi, dan pengendara dialihkan ke jalur alternatif.
Aksi demo ini dimaksudkan untuk mendesak Pemerintah Provinsi Sumut menghentikan operasional taksi gelap di Bandara Kualanamu.
"Sudah setahun situasi seperti ini tidak dituntaskan. Sudah lima atau enam kali kami demo, tetapi PT Angkasa Pura II yang mengelola bandara, tidak punya nyali menutup taksi gelap," kata Indra, salah seorang sopir yang ikut berdemo.
Menurut Indra, ada 400-an taksi resmi yang beroperasi di Bandara Kualanamu yakni Matra, Puskopau, Nice Trans, Karsa, Kokapura dan Bluebird. Tapi dalam demo ini, Bluebird tidak ikut. Kepada Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Sumut Darwin Purba yang menerima pendemo, massa meminta agar aksi nyata dilakukan. Jangan sekadar slogan, dan janji akan saja.
"Jangan sampai terjadi hal-hal yang tak diinginkan," tegas seorang sopir taksi.
0 comments:
Post a Comment