Dalam pernyataan di Canberra, Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan persetujuan mengirim kekuatan militer ke Irak bukan keputusan yang diambil enteng pemerintah.
Namun, sambungnya, Irak seharusnya tidak sendirian ketika memerangi kelompok milisi ISIS.
Menurut Abbott, ISIS adalah sekte kematian yang telah menggelorakan peperangan terhadap dunia sehingga harus dihentikan.
Bergabungnya Australia menambah panjang daftar negara yang turut memerangi ISIS di Irak. Selain Amerika Serikat, terdapat Inggris, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang mengerahkan pesawat tempur guna menggempur target lokasi yang dikuasai ISIS.
Di pangkalan militer AS di Uni Emirat Arab, Australia telah menempatkan 400 personel Angkatan Udara, 200 personel pasukan khusus, dan enam pesawat tempur.
Abbott mengatakan kekuatan militer Australia akan beraksi selama beberapa bulan mendatang.
“Ya, ini adalah penggelaran untuk bertempur. Namun, pengiriman itu pada dasarnya adalah misi kemanusiaan untuk melindungi rakyat Irak dan rakyat Australia dari nafsu membunuh sekte ISIS,” ujar Abbott.
Keputusan untuk mengirim pasukan tempur ke Irak, yang tidak memerlukan persetujuan parlemen, mengemuka di tengah kekhawatiran pemerintah Australia mengenai keterlibatan warganya dalam kelompok ISIS.
Pemerintah Australia meyakini ada sedikitnya 60 warganya yang turut berperang bersama sejumlah kelompok milisi di Timur Tengah.
Lalu ada 100 warga lainnya yang menyokong kelompok-kelompok tersebut dari Australia.
Bulan lalu, kepolisian menggelar penggerebekan yang melibatkan 800 personel bersenjata lengkap di sejumlah lokasi di Sydney. Hasilnya, terdapat 15 penangkapan dalam penggerebekan tersebut.
Aksi itu dipicu laporan intelijen yang menyebutkan kelompok Islam garis keras berencana melakoni pembunuhan di Australia. PRLM
0 comments:
Post a Comment