This is Delphi, A free premium blogger theme for you.

Saturday 4 October 2014


ANTARA Berita - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sumringah karena Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah disahkan oleh sidang paripurna DPR dengan mengembalikan pemilihan kepala daerah oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

"Hari ini kita berkumpul dalam suasana sumringah setelah rapat paripurna tadi malam," kata Prabowo saat membuka acara Silaturahmi dan Orientasi Anggota DPR RI Periode 2014-2019 Koalisi Merah Putih di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat, 26 September 2014. "Cukup menegangkan tetapi cukup membanggakan, saudara-saudara sekalian," ujarnya, dikutip dari Tempo, Jumat (26/9). Prabowo pun mengatakan bangga menyampaikan penghormatan kepada Koalisi Merah Putih yang solid mendukung pemilihan kepala daerah tidak langsung.

"Saya bangga kepada pelaku Koalisi Merah Putih di parlemen yang gigih dan memperlihatkan bahwa Koalisi Merah Putih adalah koalisi yang riil, nyata, solid, serta punya komitmen kepada idealisme dan ideologi." Namun kegembiraan Prabowo tersebut tidak ditunjukan oleh Partai Demokrat yang melakukan walkout karena sejumlah usulannya tidak diakomodir dalam pembahasan sidang paripurna tersebut. Oleh karenanya, Pengamat politik dari Fisipol UGM, Mada Sukmajati menilai apa yang dilakukan Partai Demokrat merupakan pelanggaran etika politik yang tidak bisa dimaafkan.

"Itu bunuh diri bagi Partai Demokrat, citranya dimata publik semakin memburuk," kata Mada Mada mengingatkan publik untuk tidak melupakan sikap Partai Demokrat yang mencedarai amanat rakyat untuk melakukan pemilihan kepala daerah secara langsung. Terlebih, sikap tersebut diambil setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan mendukung pilkada secara langsung.

"Itu cara berpolitik yang kampungan dan machiavellian," ujar Mada. Padahal, imbuh Mada, pembahasan RUU Pilkada bisa digunakan sebagai momentum Demokrat untuk membersihkan diri dari citra partai korup selama ini. Namun, momentum itu hilang setelah aksi walkout dalam sidang paripurna Jumat (26/9) dini hari. "Mereka blunder, rakyat tidak akan lupa," ujar dia. "Mereka memberikan tontonan pembodohan politik bagi publik," pungkasnya.

0 comments:

Post a Comment